SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA RI PADA UPACARA BENDERA MEMPERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL KE-108 TAHUN 2016
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera, Om Swastiastu, Namo Budhaya,
Saudari-saudara peserta upacara yang saya horrnati, Saudari-saudara sebangsa dan
se- Tanah Air di manapun berada,
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan pertolongan-Nya, maka pada pagi hari ini, [umat, 20 Mei 2016, kita dapat mengikuti upacara bendera memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-108, dalam keadaan sehat wal'afiat. Teriring doa kepada segenap warga bangsa di manapun berada, yang sedang mengikuti upacara ini, semoga senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu inspirasi yang bisa kita serap dari berdirinya Boedi Oetomo sebagai sebuah organisasi modern pada tahun 1908 adalah munculnya sumber daya manusia Indonesia yang terdidik, memiliki jiwa nasionalisme kebangsaan, dan memiliki cita-cita mulia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Dengan tampilnya sumber daya manusia yang unggul inilah semangat kebangkitan nasional dimulai.
Perjuangan Boedi Oetomo yang dipimpin oleh Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan Dokter Soetomo tersebut kemudian dilanjutkan oleh kaum muda pada tahun 1928 yang kemudian melahirkan Soempah Pemoeda. Dan melalui perjuangan
yang tak kenal lelah akhirnya kita dapat memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, kita bangsa Indonesia telah berjanji dan berketetapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun.
NKRI adalah negara demokrasi berlandaskan ideologi Pancasila, yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat istiadat yang hidup di tengah masyarakat. Wilayah NKRI terbentang luas dari Sabang hingga Merauke, terdiri dari 17.508 pulau, dihuni oleh penduduk sebesar 254, 9 juta jiwa dengan 1.331 suku bangsa, 746 bahasa daerah, dengan garis pantai sepanjang 99.093 km persegi. Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalime dalam kehidupan sehari-hari.
Komitmen terhadap NKRI ini penting saya tegaskan kembali pada upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-108 ini mengingat setelah sekian lama berdiri sebagai bangsa, ancaman dan tantangan akan keutuhan NKRI tidak selangkah pun surut. Bahkan melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme, misalnya, mendapatkan medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.
Selain itu, kita juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. Munculnya kekerasan dan pornografi, misalnya, terutama yang terjadi pada generasi yang masih sangat belia, adalah satu dari beberapa permasalahan kultural utama bangsa ini yang akhir-akhir ini mengemuka dan memprihatinkan. Lagi-lagi, medium baru teknologi digital berperan penting dalam penyebaran inforrnasi, baik posisif
maupun negatif, secara cepat dan massif.
Ketika berbicara
tentang lanskap dunia dalam konteks teknologi digital tersebut, kita juga menghadapi
problem kaburnya batas-batas fisik antara domestik dan internasional. Potensi pergaulan
dan kerja sarna saling menguntungkan akibat relasi dengan dunia internasional tumbuh
makin lntens, tetapi juga sekaligus makin rentan terhadap penyusupan ancaman terhadap
keutuhan NKRI dari luar wilayah negeri ini.
Saudara-saudara
sebangsa dan se-Tanah Air,
Tantangan-tantangan
baru yang muncul di depan kita tersebut memiliki dua dimensi terpenting, yaitu kecepatan
dan cakupan. Tentu kita tidak ingin kedodoran dalam menjaga NKRI akibat terlambat
mengantisipasi kecepatan dan meluasnya anasir-anasir ancaman karena tak tahu bagaimana
mengambil bersikap dalam konteks dunia yang sedang berubah ini. Oleh sebab itu saya memandang penting tema "Mengukir Makna Kebangkitan
Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter"
yang diangkat untuk peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2016 ini. Dengan
tema ini kita ingin menunjukkan bahwa tantangan apapun yang kita hadapi saat ini
harus kita jawab dengan memfokuskan diri pada kerja nyata ecara mandiri dan berkarakter.
Saya berpendapat
bahwa ada penekanan pada dimensi internasional dalam tema tersebut. Kerja nyata
kita, kemandirian kita, dan karakter kita semua terpusat pada pemahaman bahwa saat
ini kita dihadapkan dalam kompetisi global. Persaingan bukan lagi muncul dari tetangga-tetangga
di sekitar lingkungan kita saja, sebaliknya justru inilah saat paling tepat bagi
kita untuk bahu-membahu bersama sesama anak bangsa untuk memenangkan persaingan-persaingan
pada aras global, karena lawan tanding kita semakin hari semakin muncul dari seantero
penjuru dunia. Sebagai satu kesatuan, mau tak mau kita harus bangkit untuk menjadi
bangsa yang kompetitif dalam persaingan pada tingkat global tersebut.
Pada aspek-aspek
kerja nyata, kemandirian, dan karakter kitalah terletak kunci untuk memenangkannya.
Kini bukan saatnya
lagi mengedepankan hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial
dan tidak produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh inisiatif,
bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini. Hanya karena telah menjadi
kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan bermanfaat. Kita
harus membiasakan yang benar dan bukan sekadar membenarkan yang biasa.
Untuk saudara-saudaraku yang diberi menyelenggarakan proses-proses secara lebih efisien. Mari
pangkas segala proses yang pelayanan yang berbelit-belit dan berkepanjangan tanpa
alasan yang jelas. Mari bangun proses-proses yang lebih transparan. Mari berikan layanan tepat
waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan.
Proklamator dan presiden pertama RI, Ir Soekarno, pernah menekankan
tentang pentingnya membangun karakter bangsa. Menurut Beliau "mernbangun suatu negara, membangun ekonorni,
membangun teknik, membangun pertahanan, adalah pertama-tama dan pada tahap
utamanya, membangun jiwa bangsa. Tentu saja keahlian adalah perlu, tetapi keahlian
saja tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan dapat mungkin mencapai
tujuannya".
Demikian juga tentang pentingnya kerja nyata kita, Bung Karno berpesan
bahwa "Amal semua buat kepentingan semua. Keringat semua buat kebahagiaan
semua. Holopis kuntul baris buat kepentingan semua."
Semoga peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini juga mernperbarui semangat
Trisakti : berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Jika kita konsisten,
saya yakin jalan kemandirian ini Insya Allah
akan membawa bangsa ini mengalami kebangkitan yang selanjutnya, yaitu menjadi bangsa yang lebih jaya dan kompetitif dalam kancah internasional.
Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air,
Demikian beberapa hal yang dapat saya sampaikan. Semoga dalam memperingati hari Kebangkitan Nasional ke-108 tahun 2016 ini, kinerja kita semakin baik dan semakin dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Teriringv salam, doa penuh harapan kiranya kita semua senantiasa diberikan kemampuan untuk mempertahankan NKRI ini sampai kapan pun, demi kejayaan bangsa Indonesia. Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke-108. Indonesia tetap jaya!
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
0 komentar:
Posting Komentar