back to top

Minggu, 16 Desember 2012

Shalat Shubuh

Posted by Unknown On 21.24 | No comments
               Pada suatu hari ada seorang anak kecil yang masih duduk di klas 2 SD mendengarkan gurunya yang menerangkan pelajaran Pendidikan Agama Islam tentang keutamaan Sholat Subuh. Ia tampak serius dan kosentarasi apa yang diterangkan kepada gurunya. Memang, selama ini ia dan ke dua orang tuanya belum pernah pernah melaksanakan menunaikan shalat subuh.
                Begitu sesampai dirumah, ia berfikir bagaimana caranya untuk bangun di pagi hari dan bisa menunaikan shalat subuh.
Ia mencari-cari ide dan akhirnya usahanya tidak mengecewakan yaitu salah satunya dengan cara tidak tidur. Dengan tekatnya akhirnya ia bener-bener tidak didur. Suatu ketika ia mendengarkan suara adzan, ia bergegas ingin menunaikan shalat. Akan tetapi ia mendapatkan kesulitan dan kebingunagan, yaitu jarak antra rumah dengan masjid sangat jauh. Ia tidak berani untuk pergi sendirian.
                Ia pun menangis didepan pintu, disela taangisanya, ia mendengarkan suara “srek_srek “ bunyi sandal yang diseret di jalan. Ia membuka pintu rumah dan bergegas keluar dengan cepat. Ternyata ada orang tua berjalan menuju masjid.
                Ia mengamati orang itu dengan baik-baik. Setelah mengamatinya, ia merasa mengenal orang tua itu. Ternyata, orang tua itu adalah kakek farid teman bermainnya. Ia menyelinap dan mengikuti orng tua itu dengan pelan_pelan agar tidak ketahuan.
                Keadaan ini terus berlangsung. Sang anak selalu membuntutinya sampai ke masjid. Akan tetapi, suatu keadaan pasti akan berganti seiringnya waktu. Pak tua yang di buntutinya untuk berangkat ke masjid kini telah meninggal.
                Ketika ia mendengar berita kematian si kakek, ia pun menangis. Sang ayah memperhatikan ada yang aneh terhadap anaknya. Sang ayah bertanya terhadap anaknya.
                “Mengapa adik menangisi kematian orang itu?” tanyak sang ayah.
                “Coba yang mati itu ayah, bukan kakek itu” jawab sang anak yang masih menangis.
                Ayah tersentak mendengarkan ucapan seorang anaknaya. Sang ayah berfikir, mengapa anaknya mencintai seorang kakek tua itu?. Anak yang polos itu mulai berkata kepada ayahnya.
                “Aku tidak menangisi kepergian si kakek itu karena kehilangan teman bermain.”
                Sang ayah masih merasa yang aneh terhadap anaknya sendiri.
                “Lalu kenapa?” tanya sang ayah kepada anaknya.
                “Karena sholat!” jawab sang anak dengan tegas.
                Sang anak mengalihkan pembicaraan denagn berkata.
                “Ayah, mengapa tidak pernah menunaikan shalat subuh? Dan mengapa ayah tidak seperti kakek itu dan kebanyakan orang yang aku lihat?”
                “Dimana adik melihatnya?” tanya sang ayah.
                “Dimasjid!”. Jawab sang anak.
                “Bagaimana ceritanya sampai adik bisa tahu seperti itu?” tanya sang ayah.
                Ia pun menceritakan kronologis kisah ini terhadap sang ayahnya.
                Hati sang ayah pun sentuh oleh kata-kata sang buah hatinya. Seluas air mata pun  mulai mengambang di sudut matanya. Ia peluk sang buah hatinya dan ia tidak pernah meninggalkan sahat subuh lagi sejak saat itu.

Faloby_red

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya