back to top

Selasa, 23 September 2014

'Budaya Lokal'

Posted by Achmad On 18.18 | No comments
MAN Rengel selalu eksis di kecamatan Rengel, kali ini dalam rangka ikut pemeriahan HUT RI ke-69. Sekolah kita mengankat tema Budaya Lokal.
Ragam hias batik hadir di tengah-tengah kehidupan masyarakat sebagai media ungkapan perasaan yang diwujudkan dalam bentuk visual, yang dari proses penciptanya tidak lepas dari pengaruh-pengaruh lingkungan sebagai pelengkap rasa estetika. Ragam hias pada suatu benda seni pada dasarnya sebagai pedandan (make-up) yang diterapkan guna mendapatkan keindahan dan kemolekan yang dipadukan. Hal itu berperan sebagai media untuk mempercantik benda pakai secara lahiriah, bahkan memiliki nilai simbolik atau mengandung makna tertentu. Batik Tuban adalah salah satu produk batik pesisiran yang mempunyai ragam hias yang khas, yang tidak terdapat di daerah-daerah produksi batik lainnya. Ragam hias batik Tuban sering disebut sebagai ragam hias asli batik pesisir. Selain itu, batik Tuban juga disebut sebagai batik petani atau batik desa, karena sebagaian besar dibuat oleh masyarakat kalangan petani di pedesaan yang dijadikan sebagai pekerjaan sambilan.
Tradisi Jawa sangat menjunjung tinggi dan menghargai nilai-nilai etis dan estetis dalam berpakaian “Ajining Diri Saka Lati, Ajining Raga Saka Busana” (kehormatan diri terletak pada kata-kata, kehormatan badan terletak pada pakaian). Penggunaan batik secara tradisional hanya untuk bebet dan jarit, sarung, dodot, selendang, ikat kepala atau udeng dan kemben seperti yang diungkapkan oleh Biranul Annas sebagai berikut:
Bebet dan Jarit merupakan kain yang berbentuk empat persegi panjang yang dililitkan mengelilingi pinggang. Panjangnya hingga pergelangan kaki, dengan lebar beragam antara 100 cm hingga 110 cm, sedangkan panjangnya kira-kira mencapai 250 cm. Bebet dikenakan oleh pria biasanya dengan lipatan kain besar-besar dan dililitkan ke arah kanan ke kiri. Jarit dipakai oleh wanita, dikenakan dengan cara dililitkan ke bagian badan mulai dari arah kiri ke kanan, biasanya ditambah dengan lipatan-lipatan (wiru atau wiron) tipis dibagian depannya. Sarung ialah kain yang dijahitkan antarsisi-sisi terpendeknya. Lebarnya hampir sama dengan kain panjang atau jarit, tetapi panjangnya hanya mencapai antara 180 cm hingga 220 cm. Sarung merupakan pakaian khas di pesisir uatara Jawa dan merupakan kostum asli masyarakat Melayu dan telah dipakai di seluruh kepulauan Indonesia. Pada umumnya bentuk rancangan sarung berisikan dua unsur dasar, yaitu badan dan kepala. Badan merupakan bagian paling lebar dari kain, memiliki luas bidang ¾ panjang sarung. Kemudian kepala pada dasarnya berupa alur bidang menyela ragam hias utama sarung, menempati ¼ panjang kain dan memotong besar kain. Kepala berada tegak lurus pada lebar bidang sarung, biasanya terletak ditengah atau di ujung sarung. Jenis kepala model lama memiliki ragam hias dengan dua buah deretan segitiga memanjang yang dinamakan tumpal.
Dodot merupakan wastra batik yang memiliki matra sangat khusus karena hanya dipakai dilingkungan kraton atau pada acara yang berkaitan dengan upacara adat kraton. Dodot dikenakan sebagai hak istimewa keluarga kerajaan dan hanya dipakai oleh Sultan, pengantin pria atau wanita dan penari kraton. Dodot dikenakan, dihiasi dan dilipat layaknya gaun panjang dengan rentean atau ekor dari serat yang menggantung pada salah satu sisinya, disertai dengan celana panjang sutra yang digunakan disebelah dalam dengan penonjolan corak pada celana panjang. Selendang merupakan kain panjang tipis yang dipakai untuk keperluan khusus oleh wanita. Kain ini dikenakan pada bahu dan dapat pula digunakan untuk menggendong bayi atau membawa keperluan pasar. Selendang gendongan yang digunakan di dalam kraton berukuran sama dengan jarit, yakni panjangnya kurang lebih 260 cm dan lebarnya 110 cm dengan kedua ujungnya diberi garis-garis putih berseling hitam selebar dua jari.
Ikat kepala atau udeng merupakan busana tambahan untuk kaum pria berbentuk bujur sangkar serta pemakainnya diikatkan secara luwes dan anggun pada kepala seperti layaknya surban. Kemben merupakan kain tipis sebagai penutup tubuh bagian atas (torso) wanita. Kemben digunakan untuk mengamankan kain atau sarung agar posisinya tidak melorot. Kemben dikenakan dengan cara dibebatkan di bagian atas tubuh mulai di bawah ketiak dengan pinggir bawah sedikit menutupi bagian atas jarit, selain itu kemben sering dipakai bersamaan dengan kebaya. Dalam perkembangan selanjutnya, penggunaan batik tidak terbatas untuk busana tradisional saja, tetapi berkembang lebih luas lagi antara lain digunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga (seperti : gorden, taplak meja, sprei, hiasan dinding, alas kursi, tas, dan sebagainya) serta sebagai busana non-tradisional (kemeja pria, gaun, dan sebagainya).  Selain itu, batik juga berfungsi sebagai ekspresi diri, yakni batik digunakan untuk mengekspresikan jiwa seniman. Batik sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan seniman.

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya